Seperti biasa, aktifitas pagi
dimulai sejak jam 04.00 wib. Jam 06.00 pagi hari semua harus sudah ready untuk berangkat ke tempat
aktifitas. Istri ngajar di SD IT Nur Hidayah, Sementara anak anak juga di Nur
Hidayah dan ane sendiri seperti biasa dah….
Fatih baru kelas 1 SDIT Nur
Hidayah, anak kedua di TK A di Nur Hidayah, dan si kecil Fira di PBIT juga di
Nur Hidayah, praktis ketiga anak berada tak jauh dari umminya. “Al Ummu
Madrosah”, barangkai itu yang mendorong anak anak harus deket dengan uminya, palagi
di usia usia “golden age” mereka.
Tiga anak yang menurutku
dibesarkan pada lingkungan yang tak jauh beda, dengan pengajaran terhadap
mereka yang juga tak jauh beda, namun mereka membawa karakter dan perkembangan
yang berbeda. Maha suci Alloh yang telah menganugerahkan mereka untukku. Bahagia
terasa saat bisa membersamai mereka dalam setiap aktifitasnya. Benar kata para
ustadz, saat terasa capek karena kerja, kemudian melihat mereka tertawa riang
dalam dunia permainannya, seketika itu hilang pula rasa capek yang
mendera. Maha Agung Alloh atas
karuniaNya kepada HambaNya…!!
Menurut Ibnu
Qoyyim rahimahullah, anak
merupakan bentuk nikmat. Anak merupakan pemberian dari Allah Ta’ala. Pemberian
ini merupakan amanah. Karenanya, setiap orang tua yang dikaruniai anak harus
berusaha mengarahkan anak agar tetap terjaga fithrahnya. Yaitu, tetap terjaga
tauhid atau keislamannya.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
bersabda;
كُلُّ مَوْ لُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَة فَأبَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan
diatas fithrah (bertauhid). Maka, kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak
tersebut menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR.Bukhori, dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu)
Pengertian
fithrah adalah tauhid, Seperti diungkapkan Asy-Syaikh
Shalih bin Fauzan hafizhahullah, bahwa penetapan kerububiyahan
Allah adalah bersifat fithrah. Pendidikan yang salah akan menyebabkan perubahan
arah pada anak. Maka, menjaga agar fithrah itu tetap ada merupakan kewajiban
orang tua muslim. Inilah amanah terbesar yang harus ditunaikan para orang tua.
Mengawal tauhid anak agar selamat, untuk hal ini para orang tua dituntut
berusaha membekali anak dengan pendidikan islam yang baik dan benar. Ditengah
pertarungan budaya yang teramat tajam, mendidik anak kearah yang dicitakan
tentu tak mudah, memohon kepada Allah Ta’ala, berdo’a dengan kesungguhan seraya
terus berusaha tentu sebuah langkah bijak.
Menyadari
anak sebagai amanah yang kelak akan dimintai pertanggung jawabannya adalah
langkah awal menuju pendidikan yang baik dan benar. Tanpa kesadaran ini orang
tua akan semaunya dalam mendidik anak. Tentunya, di iringi dengan kejahilannya,
anak akan diantarkan pada taraf pendidikan yang sekedar bertujuan pragmatis,
Cuma sekedar untuk duniawinya. Adapun akhirat, terlalaikan, tidak tersentuh
sama sekali.
Oleh
karenanya kawan, jangan sia sia kan amanah dari Alloh berupa anak ini. Jangan
sampai kita tidak diperkenankan masuk kedalam surganya hanya gara gara
kesalahan kita dalam mendidik mereka. Hendaklah kita merasa takut manakala kita
meninggalkan generasi yang lemah dimasa depan.
Dan
hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (Q.S. An Nisa’ ayat 9)
Satu
harapanku, semga FATIH FAFA dan FIRA menjadi generasi yang tangguh, kuat sholeh
dan sholehah, mengabdi hanya kepada Alloh, cinta pada rosulNya serta berbakti
pada kedua orang tuanya. Kabulkan Yaa Robb…!!!
0 komentar:
Post a Comment