Saudaraku, beberapa hari lalu siaran RDS PAGI dengan tema “Bahagia Dengan Agama”. Sebuah tema yang memang sebagai seorang muslim kita sangat meyakininya. Betapa banyak orang yang kemudian taat beragama, selalu menyibukkan diri dengan ibadah kepada-Nya, selalu menggunakan waktu waktunya untuk menegakkan dan meninggikan kalimat-kalimat-Nya, dan ia pun bisa merasakan ketenangan bathin yang luar biasa. Walau secara kasat mata ia dipandang orang sebagai orang miskin sekalipun, namun ada ketentraman jiwa, ketenangan batin yang ia rasakan dalam kesehariannya.
Sebuah penelitian dari LSI (Lingkaran Survey Indonesia) yang kemudian menghasilkan data yang mendukung akan hal tersebut, yakni agama akan membuat orang semakin bisa hidup bahagia.
Agama sedikit banyak bisa membuat orang lebih bahagia. Hal ini merupakan kesimpulan dari hasil survei nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Seperti diketahui, mayoritas publik Indonesia menyatakan dirinya bahagia. Sebab, dalam survei tersebut membuktikan bahwa sebanyak 84,7 persen publik Indonesia menyatakan dirinya bahagia.
Jumlah tersebut terbagi atas 14, 2 persen publik Indonesia menyatakan sangat bahagia dan 70,5 persen cukup bahagia. Sementara yang mengatakan kurang bahagia dan tidak bahagia sama sekali sebanyak 12,2 persen. Dari hasil tersebut, ada perbedaan penilaian kebahagiaan antara orang yang taat dan tidak taat beribadah.
"Mereka yang taat beribadah, sedikit lebih tinggi tingkat kebahagiaannya dibandingkan mereka yang kurang taat beribadah," kata Direktur LSI, Sunarto Ciptoharjono, Selasa (30/11).
Dalam hasil survei tersebut, terlihat dari kelompok orang yang taat beribadah, ada sebesar 86,2 persen publik yang menyatakan sangat bahagia atau cukup bahagia. Sementara hanya 11,7 persen yang menyatakan tidak bahagia. Lain lagi dengan kelompok orang yang tidak taat beragama. Hanya sebesar 81,0 persen responden yang merasa bahagia, dan sebesar 15,5 persennya menyatakan tidak bahagia.
Perbedaan tingkat kebahagiaan juga tampak di kelompok mereka yang sering dan jarang mempertimbangkan ajaran agama sebelum mengambil keputusan penting dalam hidup. "Meskipun perbedaannya tipis," kata Sunarto.
Yakni sebesar 86,0 persen responden yang merasa bahagia berasal dari kelompok publik yang sangat atau cukup sering mempertimbangkan ajaran agama sebelum mengambil keputusan yang dipandang penting dalam hidup. Sementara dari kelompok orang yang kadang atau bahkan tidak pernah mempertimbangkan ajaran agama sebelum mengambil keputusan yang dipandang penting dalam hidup, ada sebesar 81,5 persen orang yang menyatakan dirinya bahagia.
Survei ini, menurut Sunarto, dilakukan secara random. "Tidak dipilih agama atau tingkat pendidikan tertentu," kata dia. Namun, sebagian besar responden (86,2 persen) beragama islam.
Terlepas dari benar dan tidaknya hasil survey itu, selakyaknya sebagai seorang muslim, ketaatan kepada Alloh adalah sebuah kewajiban yang bila kita melaksanakan dengan segenap jiwa dan raga, maka ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan dalam hidup akan kita rasakan.
Wallohu a’lam bishowab….
Sebuah penelitian dari LSI (Lingkaran Survey Indonesia) yang kemudian menghasilkan data yang mendukung akan hal tersebut, yakni agama akan membuat orang semakin bisa hidup bahagia.
Agama sedikit banyak bisa membuat orang lebih bahagia. Hal ini merupakan kesimpulan dari hasil survei nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Seperti diketahui, mayoritas publik Indonesia menyatakan dirinya bahagia. Sebab, dalam survei tersebut membuktikan bahwa sebanyak 84,7 persen publik Indonesia menyatakan dirinya bahagia.
Jumlah tersebut terbagi atas 14, 2 persen publik Indonesia menyatakan sangat bahagia dan 70,5 persen cukup bahagia. Sementara yang mengatakan kurang bahagia dan tidak bahagia sama sekali sebanyak 12,2 persen. Dari hasil tersebut, ada perbedaan penilaian kebahagiaan antara orang yang taat dan tidak taat beribadah.
"Mereka yang taat beribadah, sedikit lebih tinggi tingkat kebahagiaannya dibandingkan mereka yang kurang taat beribadah," kata Direktur LSI, Sunarto Ciptoharjono, Selasa (30/11).
Dalam hasil survei tersebut, terlihat dari kelompok orang yang taat beribadah, ada sebesar 86,2 persen publik yang menyatakan sangat bahagia atau cukup bahagia. Sementara hanya 11,7 persen yang menyatakan tidak bahagia. Lain lagi dengan kelompok orang yang tidak taat beragama. Hanya sebesar 81,0 persen responden yang merasa bahagia, dan sebesar 15,5 persennya menyatakan tidak bahagia.
Perbedaan tingkat kebahagiaan juga tampak di kelompok mereka yang sering dan jarang mempertimbangkan ajaran agama sebelum mengambil keputusan penting dalam hidup. "Meskipun perbedaannya tipis," kata Sunarto.
Yakni sebesar 86,0 persen responden yang merasa bahagia berasal dari kelompok publik yang sangat atau cukup sering mempertimbangkan ajaran agama sebelum mengambil keputusan yang dipandang penting dalam hidup. Sementara dari kelompok orang yang kadang atau bahkan tidak pernah mempertimbangkan ajaran agama sebelum mengambil keputusan yang dipandang penting dalam hidup, ada sebesar 81,5 persen orang yang menyatakan dirinya bahagia.
Survei ini, menurut Sunarto, dilakukan secara random. "Tidak dipilih agama atau tingkat pendidikan tertentu," kata dia. Namun, sebagian besar responden (86,2 persen) beragama islam.
Untuk lebih akuratnya download wawancara dengan Direktur LSI, Sunarto Ciptoharjono dalam program RDS PAGI
KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD
Terlepas dari benar dan tidaknya hasil survey itu, selakyaknya sebagai seorang muslim, ketaatan kepada Alloh adalah sebuah kewajiban yang bila kita melaksanakan dengan segenap jiwa dan raga, maka ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan dalam hidup akan kita rasakan.
Wallohu a’lam bishowab….
0 komentar:
Post a Comment